Desain Furnitur Mahasiswa Diminati Industri Asing

Anies: “Kreatifitas Mahasiswa Perlu Dukungan Nyata.”

Indonesia memerlukan usaha serius untuk mengembangkan program desain di perguruan tinggi, guna menghasilkan tenaga kreatif yang unggul di kelas dunia. Hal itu disampaikan Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, Ph.D dalam sambutannya saat pengumuman pemenang lomba Paramadina Latto Furniture Design Challenge 2009 , awal November kemarin di Trade Expo Indonesia 2009.

Sejak 28 Oktober hingga 1 November 2009 lalu, Universitas Paramadina berhasil mewujudkan konsep kerjasama tiga pihak, industri, perguruan tinggi dan pemerintah (yang populer disebut The Triple Helix) yang dilaksanakan dalam bentuk lomba desain furniture bagi perguruan tinggi. Seleksi peserta sendiri dilakukan sejak awal September. Kegiatan yang digagas jurusan desain Paramadina dilaksanakan melalui kerjasama dengan perusahaan Latto Pacific Ltd dan mendapat dukungan penuh dari Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN). Lomba diakhiri dengan Pameran Karya Finalis di Trade Expo Indonesia 2009. 

Hasil dua tahapan seleksi panitia menetapkan 10 karya delapan orang desainer dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Tiga di antara finalis adalah mahasiswa Universitas Paramadina, masing-masing adalah Erick Sukmariana, Ismarini Indah Setyoningrum, dan Aicuh Supriatna. Erick sendiri menjadi pemenang dalam kategori Paramadina Young Designer dengan karya Sunda Chair. Lima finalis lain berasal dari Universitas Tarumanegara, Jakarta dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Para pemenang mendapatkan peluang kontak kerja dari Latto Pacific, dan bekerja bersama dengan para desainer. Selain itu, mereka mendapatkan royalti dan hadiah uang tunai. Hadiah bagi para pemenang diserahkan oleh Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan,Ph.D, Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional Hesti Indah Kresnarini dan Perwakilan Latto Pacific, Sergio Satue.

Hanya 10 Universitas Miliki Jurusan Desain Industri.
Anies Baswedan mengatakan bahwa ia sangat menghargai BPEN dan Latto Pacific yang telah memberikan kesempatan dan memfasilitasi para  mahasiswa melalui lomba tersebut.  ”Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman, khususnya bertemu dengan para pembeli yang berasal dari luar negeri,” kata Anies. Menurut Anies, sumber daya manusia khususnya di bidang kreatif adalah salah satu aset yang amat penting bagi masa depan bangsa Indonesia. 
Dari ribuan universitas di Indonesia hanya ada 10 perguruan tinggi yang membuka program studi desain produk industri. “Artinya perlu upaya yang serius untuk membina dan mengembangkan program studi desain di Indonesia, sehingga menghasilkan tenaga-tenaga kreatif unggulan di masa depan,” tambah Anies, “Dan kerjasama yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi dan industri adalah salah satu langkah untuk mendukung upaya tersebut di atas.”
Lomba desain untuk mahasiswa, “Paramadina Latto Furniture Design Challenge 2009” (PLFDC), itu bertujuan memberikan sarana bagi para mahasiswa agar dapat menunjukan kemampuannya pada tingkat internasional. Program ini dirancang untuk melengkapi mahasiswa menghadapi industri kreatif yang sesungguhnya. Kelemahan pendidikan saat ini umumnya mengandalkan teori, atau paling jauh simulasi sebagai pemecahan masalah. Nah, ketika para mahasiswa lulus dan  masuk ke dunia industri mereka seringkali dihadapkan pada kenyataan yang berbeda sehingga oleh dunia industri mereka dianggap ’tidak siap pakai’. 
Lomba desain dengan tantangan nyata dari sebuah Industri dan kesempatan memamerkan karya dalam ajang pemeran internasional merupakan salah satu cara yang ditempuh Universitas Paramadina. Kompetisi ini tidak hanya untuk mahasiswa Paramadina, namun terbuka untuk seluruh mahasiswa Indonesia agar manfaatnya dapat dirasakan setiap mahasiswa berbakat di Indonesia dan mendorong gerakan industri kreatif Indonesia secara nyata.
Latto Pacific melibatkan diri pada ajang PLFDC ini karena mereka menganggap para desainer muda Indonesia adalah masa depan dari industri itu sendiri.  Itu sebabnya Latto Pacific memberikan dukungan penuh kepada para desainer muda itu. Desainer Latto Pacific Ltd, Sergio Satue, telah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun di pasar furniture Spanyol dan menghasilkan banyak karya yang sangat disukai di sana. Ia sangat memahami bagaimana sulitnya meraih sukses dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, itu sebabnya ia merasakan perlunya berbagi pengalaman kepada desainer-desainer muda mengenai trend-trend terbaru, kiat sukses dan hal lainnya melalui workshop dengan para mahasiswa untuk menghasilkan desain-desain baru yang berkualitas dan berorientasi pada pasar. Sedangkan Representatif Latto Pasific Ltd untuk Indonesia, Miguel Angel Latorre, mengatakan bahwa sesungguhnya keterlibatan Latto bukan hanya untuk meningkatkan kualitas desain furniture baru. ”Tapi juga untuk mendukung isu-isu lingkungan di Indonesia yang berkaitan dengan desain furniture,” kata Latorre.
Ketua Program Studi Desain Universitas Paramadina, Noel Febry Adrian berpendapat bahwa semua finalis adalah pemenang PLDFC 2009 karena mereka sudah mampu membuat karya yang tidak saja unik secara desain tetapi juga memenuhi kriteria industri. ”Kami berharap kegiatan PLFDC ini bisa menjadi ajang tahunan dan mendapatkan dukungan tidak hanya oleh perusahaan asing namun juga dari perusahan-perusahaan lokal,” ujar Noel. 
Menurut Kepala BPEN Hesti Indah Kresnarini, kegiatan ini merupakan bagian dari Trade Expo Indonesia yang tidak hanya menjual produk, namun juga mengemukakan gagasan, yang justru merupakan gambaran akan kemajuan industri kreatif Indonesia di masa mendatang. ”Itu sebabnya ajang semacam ini merupakan kegiatan yang harus didukung secara serius,” kata Hesti. 
Salah satu pemenang dari Universitas Paramadina Erick Sukmariana mengatakan bahwa dirinya tidak menyangka bisa menjadi pemenang di ajang bergengsi tersebut. ”Ini kemenangan yang tidak pernah terlintas sebelumnya,” kata Erick,”sehingga sekarang saya makin termotivasi untuk selalu menghasilkan karya-karya yang prima.” Untuk produk bertema Simpel dan Clean, Eric menghasilkan sebuah karya yang berjudul ”Sunda Chair”, yang berhasil menggabungkan desain tradisional dan modern.
Contact persons:
•    Hendriana Werdhaningsih: 0818 627 690; Syafiq Basri A.: 0811 821 036

About us

Universitas Paramadina berdiri pada 10 Januari 1998, mengemban misi untuk membina ilmu pengetahuan rekayasa dengan kesadaran akhlak mulia demi kebahagiaan bersama seluruh umat manusia.

Latest Posts

Hubungi Kami

Kampus Jakarta
Universitas Paramadina
Jl. Gatot Subroto Kav. 97
Mampang, Jakarta 12790
Indonesia
T. +62-21-7918-1188
T. 0815-918-1190

E-mail: [email protected]
http://www.paramadina.ac.id 

Kampus Cipayung
Jl. Raya Mabes Hankam Kav 9, 
Setu, Cipayung, Jakarta Timur 13880�
T. 0815-818-1186


Kampus Cikarang

District 2, Meikarta,
Cikarang
T. 0815-918-1192�