Previous Next

Workshop: Solusi Mudah Membaca dengan Metode Foniks Pintar

Sejak lahir, seorang bayi sudah memiliki kemampuan berbahasa. Semakin bertambah usia kemampuan ini akan berkembang makin  baik dan kompleks. Mereka belajar menyampaikan ide, pikiran dan perasaannya kepada orang lain.  Selama periode awal perkembangan bahasa tersebut, anak belajar hal penting yang akan menunjang kemampuan perkembangan keaksaraan /literacy seperti baca dan tulis. Fase ini disebut emergent literacy yang dimulai saat awal kehidupan seorang anak sampai usia pra sekolah.

Perawatan dan pendidikan pada anak usia dini saat ini dilihat oleh para peneliti perkembangan dan pemerhati pendidikan sebagai tahap pertama dan terpenting dari proses pendidikan dasar. Konferensi dunia baru-baru ini memberi pernyataan akan semakin pentingnya tahun-tahun awal anak dan kebutuhan untuk mendukung keluarga serta masyarakat dalam peran mereka sebagai pendidik yang paling berpengaruh dalam perkembangan anak. Melalui lingkungannya, anak pra sekolah terpapar oleh tulisan – tulisan yang ada disekitarnya. Seperti buku, majalah, tulisan – tulisan di supermarket, took  dll. Orang tua diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan menyenangkan saat anak memahami kata – kata berima, tertarik dengan logo dan rambu lalin di jalan, mencoret – coret crayon , serta mengenal beberapa huruf alphabet. Perlahan anak akan mengabungkan kemampuan  bahasa ekspresif dan reseptifnya dengan pengetahuan tulisan menjadi satu kemampuan untuk membaca dan menulis. 

"Emergent Literacy" adalah istilah yang mengusulkan pandangan bahwa keaksaraan/literasi dimulai saat lahir dan merupakan proses berkelanjutan dalam perkembangan (Reutzel and Cooter, 2000). Literasi berfokus pada membaca, mendengarkan, berbicara dan menulis. Konteks “emergent literacy” ini hadir untuk mendorong tumbuhnya kesadaran bahwa pada tahap awal masa kanak-kanak, anak-anak sedang dalam proses ‘melek’ huruf. Anak-anak yang dikelilingi oleh lingkungan yang kaya literasi dan terlibat dalam kegiatan yang konstruktif dengan orang tua dan guru mereka lebih mungkin mengembangkan keterampilan literasinya. Keterampilan literasi yang muncul ini diharapkan dapat mengembangkan kesadaran pada orangtua bahwa terdapat hubungan antara bahasa lisan dan tulisan anak-anak,  yang mana anak-anak tersebut terpapar dari sejak lahir hingga saat mereka mulai membaca.

Kemampuan berbahasa dan berkomunikasi yang cukup baik saat usia prasekolah akan menentukan kemampuan baca tulis anak saat usia sekolah dasar. Artinya, anak dengan kemampuan berbahasa yang kurang baik akan cenderung mengalami kesulitan belajar terutama dalam hal literasi / keaksaraan. 

Perkembangan literasi pada fase awal anak-anak sesungguhnya dimulai di rumah, hadir lewat bagaimana orang tua berinteraksi dengan anak-anak mereka melalui percakapan, lagu, permainan, dan puisi. Bermain juga sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Sangat penting bagi anak-anak untuk bersenang-senang dan menikmati permainan yang dilakukan, membaca buku, dan menyanyikan lagu. Di rumah, orang tua memiliki kesempatan unik untuk memperkenalkan anak-anak pada literatur sejak usia dini. Interaksi ini membantu anak-anak mengembangkan keterampilan literasi yang tidak ternilai untuk masa depan, karena mereka menyediakan landasan untuk membaca dan menulis (DiBello, 2009). Hal ini sesungguhnya memiliki peranan penting untuk menghindari anak dari kesulitan kelak di masa sekolahnya dalam hal belajar membaca dan menulis termasuk memahami bacaan. 

Salah satu kemampuan berbahasa lisan yang berhubungan erat dengan kemampuan awal menulis dan membaca adalah phonological awareness (kesadaran akan fonologi) yaitu suatu kemampuan mengenal bahwa suatu kata terdiri dari beberapa bunyi yang berbeda. Seperti kata : pos, terdiri dari 3 bunyi /p/ /o/ /s/. 

Ada berbagai macam aktifitas untuk menstimulasi kemampuan bahasa lisan yang secara perkembangan alamiahnya juga meningkatkan kesadaran fonologinya. Seperti kemampuan mengenal kata berima, alliteration, mengisolasi bunyi dalam kata. Saat anak belajar mengenal bunyi huruf, mereka juga akan belajar mengeja bunyi huruf yang ada dalam satu kata tersebut dan akan mencocokan bunyi tersebut ke symbol huruf yang tertulis. Hal ini kemudian akan membuat anak mulai belajar membaca dan menulis. Anak yang memiliki kemampuan kesadaran bunyi yang cukup baik, akan memiliki kemampuan baca dan tulis yang cukup baik dikemudian hari. Sedangkan anak yang memiliki kesulitan dalam kesadaran bunyi akan mengalami kendala dalam  belajar baca tulisnya

Perhatian sangat penting diberikan pada kemampuan membaca dan tulis pada anak. Penelitian menunjukkan, negara-negara yang berhasil memobilisasi pemerintahnya baik ditingkat lokal maupun pusat, dan adanya komunitas dan organisasi yang secara sukarela berkecimpung dalam perawatan dan pendidikan anak-anak usia dini serta telah mampu mendesentralisasikan dan berinovasi dalam sistem pendidikan mereka, pada saat yang sama, ternyata memberikan kontribusi penting terhadap peningkatan pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki masyarakatnya, terkhusus perempuan yang selama ini kerap termarjinalkan (UNESCO, 1993). Hal ini menandakan perlunya berinvestasi pada stimulasi pendidikan usia dini pada anak-anak khususnya mengembangkan kemampuan literasi sejak dini apabila mengharapkan memiliki bangsa dengan masa depan yang baik.

TUJUAN

Fakultas Falsafah & Peradaban, Universitas Paramadina & Paramadina Psychology For People bersama dengan Komunitas Cerdas Literasi yang di dalamnya terdiri dari para praktisi psikologi, dokter spesialis anak dan terapis untuk masalah kesulitan belajar dengan didukung Perusahaan Asuransi Generali Indonesia mencoba untuk mendorong masyarakat dan pemerintah:

- Mendukung kesadaran tentang program pengembangan anak usia dini dan keluarga yang menekankan     pada kebutuhan emosional dan pendidikan anak-anak

- Menyebarkan metode pembelajaran literasi yang ramah dan memperhatikan kondisi perkembangan  anak

KEGIATAN:

Workshop “Solusi Mudah Membaca dengan Metoda Foniks Pintar”

Lokasi : Gedung Generali. Gran Rubina Business Park. Kawasan Rasuna Epicentrum.

Narasumber : Ong Puay Hoon, Ph.D  (President of Dyslexia Association of Sarawak)

                          Totok Suhardijanto, M.Hum., Ph.D. (ahli bahasa UI)

Waktu  : Sabtu-MInggu, 13 – 14 Oktober 2018

PESERTA :

Dihadiri 80 peserta dari kalangan guru, profesional/praktisi dan orangtua

 

 

About us

Universitas Paramadina berdiri pada 10 Januari 1998, mengemban misi untuk membina ilmu pengetahuan rekayasa dengan kesadaran akhlak mulia demi kebahagiaan bersama seluruh umat manusia.

Latest Posts

Hubungi Kami

Kampus Jakarta
Universitas Paramadina
Jl. Gatot Subroto Kav. 97
Mampang, Jakarta 12790
Indonesia
T. +62-21-7918-1188
T. 0815-918-1190

E-mail: [email protected]
http://www.paramadina.ac.id 

Kampus Cipayung
Jl. Raya Mabes Hankam Kav 9, 
Setu, Cipayung, Jakarta Timur 13880�
T. 0815-818-1186


Kampus Cikarang

District 2, Meikarta,
Cikarang
T. 0815-918-1192�