Pekan Ilmiah Psikologi "Mini Workshop Art Therapy Pada Remaja: The Tree Of Life Drawing”

Remaja adalah individu yang mengalami masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa dengan perubahan fisik dan psikologis yang cepat, dimulai dari usia 10-11 hingga 19-21 tahun (King, 2007; Papalia, Wendkos-Olds, & Duskin-Feldman, 2007). Pada masa ini, remaja merasa lebih dewasa, lebih bebas, mulai berani mencoba hal baru dan berisiko (Burrow-Sanchez, 2006; Hawlett, Williams, & Subramaniam, 2012). Remaja mengalami perubahan yang terjadi tidak hanya pada perubahan fisik (Santrock, 2003), namun juga konsep diri yang di dalamnya memuat perkembangan identitas remaja (Gunarsa & Gunarsa, 2008). Beberapa perubahan tersebut dapat menimbulkan stres pada remaja, sehingga saat ini banyak ditemukan remaja yang kurang mampu mentolerir stres yang dialami dengan cara-cara yang negatif. Masa peralihan inilah yang membuat remaja memiliki banyak masalah yang dihadapi. Permasalahan yang dialami oleh individu berasal dari dalam individu dan lingkungan sekitar. Berbagai masalah ini muncul karena individu dalam masa pencarian jati diri (dalam Fitri, E.A, 2017).

Memasuki fase perkembangan dinamis yang dialami oleh individu, untuk mencapai sebuah perkembangan optimal dan pemantapan pribadi tidaklah mudah. Individu harus melalui lika-liku dan gejolak yang ada di dalam dirinya karena pada setiap fase perkembangan individu harus menyelesaikan tugas perkembangannya. Tugas perkembangan ini harus diselesaikan oleh individu agar mampu untuk mencapai tahap perkembangan yang berikutnya secara optimal (dalam Fitri, E.A, 2017). Dalam proses pemantapan pribadi banyak hal yang dapat dilakukan oleh remaja, tentunya dengan kegiatan-kegiatan positif yang dapat meningkatkan pengembangan diri mereka agar semakin mantap dalam menjalani kehidupan. Salah satunya adalah dengan kegiatan art therapy berupa menggambar The Tree of Life. Art therapy adalah sebuah teknik terapi dengan menggunakan media seni, proses kreatif, dan hasil dari seni untuk mengeksplorasi perasaan, konflik emosi, meningkatkan kesadaran diri, mengontrol perilaku dan adiksi, mengembangkan kemampuan sosial, meningkatkan orientasi realitas, mengurangi kecemasan dan meningkatkan penghargaan diri (American Art Therapy Association, 2013, dalam Subroto, U., Andy, S., & Sandy, S, 2018). Art therapy mirip dengan teknik terapi lainnya, mendorong individu untuk masuk dalam proses pengembangan diri untuk mencapai pengertian atas makna hidup, kesadaran yang lebih tinggi, perasaan lega dari emosi yang intens atau trauma, menyelesaikan konflik dan masalah, memperkaya hidup, dan meningkatkan kesejahteraan (Malchiodi dalam Malchiodi, 2012). Menurut David Denborough di dalam bukunya yang berjudul Collective Narrative Practices menjelaskan bahwa konsep “The Tree of Life” dapat memungkinkan individu untuk berbagi cerita mengenai kehidupan individu dan hal ini telah menjadi salah satu pendekatan umum dalam lingkup pendidikan. Dengan menggambar “The Tree of Life” kita dapat melihat kisah hidup individu dan bersama-sama mencari cara untuk menciptakan cerita yang dapat memiliki arti/makna di masa kini dan masa depan kehidupan mereka (Denborough, 2008).

Oleh karenanya, kegiatan art therapy ini diharapkan dapat membantu remaja dalam merefleksikan kehidupannya dengan asosiasi perlambangan “pohon yang bertumbuh” sehingga remaja dapat mengetahui kelebihan, kekurangan, dan arah hidupnya dengan lebih jelas. Dengan kegiatan ini, remaja setidaknya dapat menumbuhkan kesadaran diri dalam proses pembentukan konsep diri dan belajar merefleksikan hal-hal apa saja yang dialami selama ini. Selain itu, The Tree of Life juga dapat membantu remaja bagaimana mereka dapat melihat dan memaknai kehidupan mereka saat ini dan untuk masa depannya kelak.

Prodi Psikologi Paramadina dalam pekan ilmiah tahun 2019 ini mengadakan kegiatan mini workshop art therapy pada tanggal 9 Oktober 2019. Dalam kegiatan ini dua dosen program studi psikologi yaitu Dessy Syahniar, M.Psi, Psikolog dan Dinar Saputra, M.Psi, Psikolog bekerjasama dengan Addi Chandra, M.Psi., Psikolog, seorang psikolog yang menekuni teknik Art Therapy dalam praktik psikologinya menjadi narasumber dalam kegiatan yang mengundang beberapa siswa SMA/SMK/Sederajat. Adapun tujuan dari kegiatan ini  mengenalkan kepada para remaja terkait dengan teknik Art Therapy serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari guna menunjang perkembangan yang lebih sehat bagi para remaja. Dalam kegiatan mini workhsop ini sendiri dihadiri perwakilan guru dan siswa yang berasal dari SMA Islam Al Azhar 2 Pejaten, SMA Budhi Warman I, SMAN 42, SMA Angkasa 1, SMA Angkasa 2, SMA Perguruan Cikini Jakarta serta SMK Walisongo. Dalam kegiatan ini, siswa-siswi SMA melakukan praktik art therapy dengan dibimbing oleh para narasumber.

About us

Universitas Paramadina berdiri pada 10 Januari 1998, mengemban misi untuk membina ilmu pengetahuan rekayasa dengan kesadaran akhlak mulia demi kebahagiaan bersama seluruh umat manusia.

Latest Posts

Hubungi Kami

Kampus Jakarta
Universitas Paramadina
Jl. Gatot Subroto Kav. 97
Mampang, Jakarta 12790
Indonesia
T. +62-21-7918-1188
T. 0815-918-1190

E-mail: [email protected]
http://www.paramadina.ac.id 

Kampus Cipayung
Jl. Raya Mabes Hankam Kav 9, 
Setu, Cipayung, Jakarta Timur 13880�
T. 0815-818-1186


Kampus Cikarang

District 2, Meikarta,
Cikarang
T. 0815-918-1192�