Pasangan Hidup

Print

Oleh: Zainul Maarif*

Idealnya orang baik menikah dengan orang baik, sementara orang buruk menikah dengan orang buruk. Hal itu selaras dengan firman Allah yang berbunyi,"Al-khabîtsât li al-khabîtsîn wa al-khabîtsûn li al-khabîtsât ath-thayyibât li ath-thayyibîn wa ath-thayyibûn li ath-thayyibât." (Perempuan buruk untuk lelaki buruk, dan lelaki buruk untuk perempuan buruk. Perempuan baik untuk lelaki baik, dan lelaki baik untuk perempuan baik, QS An-Nur: 26)

Namun, dalam kenyataan historis, tak selamanya orang baik berpasangan dengan orang baik, dan orang buruk tak selalu berpasangan dengan orang buruk. Ada kalanya orang baik berpasangan dengan orang buruk.

Oleh karena itu, ada empat pasangan hidup berdasarkan kategori baik-buruk. Pertama, lelaki shalih (baik) berpasangan dengan perempuan shalihah (baik). Kedua, lelaki shalih (baik) berpasangan dengan perempuan thalihah (buruk). Ketiga, lelaki thalih (buruk) berpasangan dengan perempuan shalihah (baik). Keempat, lelaki thalih (buruk) berpasangan dengan perempuan thalihah (buruk).

Pasangan pertama, yaitu pasangan shalih dan shalihah adalah pasangan paling ideal. Contohnya Nabi Ibrahim AS. dan Sarah. Nabi Ibrahim adalah lelaki baik, religius, dan cerdas. Istrinya, yang bernama Sarah adalah perempuan cantik berakhlak mulia. Pernikahan Nabi Ibrahim dan Sarah melahirkan Nabi Ishaq, yang kemudian beranak Nabi Ya'qub, yang punya anak Nabi Yusuf. Pasangan shalih dan shalihah tersebut, dengan kata lain, melahirkan anak-cucu yang shalih.

Pasangan kedua tidak ideal, yaitu pasangan shalih dan thalihah. Contohnya pasangan Nabi Nuh dan Walihah, serta pasangan Nabi Luth dan Wali'ah. Nabi Nuh dan Nabi Luth adalah pria-pria shalih, sementara istri-istri mereka adalah para pengkhianat (QS At-Tahrim: 10). Istri Nabi Nuh mengabarkan kepada masyarakat bahwa Nabi Nuh gila. Istri Nabi Luth mempersilakan masyarakat bermaksiat dengan tamu suaminya.

Pasangan ketiga juga pasangan buruk. Bedanya di kategori ketiga, suami thalih menikah dengan istri shalihah. Contohnya Fir'aun era Nabi Musa menikah dengan Asiyah binti Muzahim, seorang Bani Israel. Fir'aun mengaku sebagai Tuhan dan bertindak bengis terhadap Bani Israel. Asiyah menyelamatkan Nabi Musa yang masih bayi dari kekejaman Fir'aun, dan mengesakan Tuhan, hingga dihukum oleh Fir'aun, tetapi ditempatkan di tempat mulia oleh Allah. (QS At-Tahrim: 11)

 

Terakhir adalah pasangan terburuk, yaitu pasangan thalih dan thalihah.Contohnya Abu Lahab dan istrinya yang bernama Arwa Ummu Jamil. Mereka berdua bahu-membahu mengganggu dakwah Nabi Muhammad SAW. Keburukan perilaku mereka hingga diabadikan menjadi satu surat di Alquran yaitu surat Al-Lahab.

Seyogianya masing-masing kita, baik lelaki maupun perempuan, menjadi orang baik, supaya kita berpasangan dengan orang baik, seperti di kategori pertama: pasangan shalih dan shalihah. Jangan sampai kita buruk dan berpasangan dengan orang buruk seperti kategori keempat, yaitu pasanganthalih dan thalihah.

Jika Anda baik, tetapi berpasangan dengan orang buruk, maka Anda sedang diuji untuk bersabar dan naik derajat, seperti Nabi Nuh, Nabi Luth dan Asiyah. Cepat atau lambat, Allah akan melepaskan Anda dari pasangan buruk Anda itu, dan memberi ganti yang terbaik untuk Anda.

Sebaliknya, jika Anda buruk dan berpasangan dengan orang baik, maka Anda sedang mendapatkan istidrâj, yaitu nikmat sementara yang berujung pada nestapa. Hal itu seperti yang dialami Fir’aun, Walihah, dan Wali’ah. Seyogianya mereka bersyukur dengan menjadi orang baik, sebagaimana pasangan mereka yang baik. Namun mereka justru tetap berperilaku buruk, sementara pasangan mereka berperilaku baik. Akibatnya, mereka tak sekadar dipisahkan dari pasangan mereka yang baik itu, melainkan mendapat azab dari Tuhan juga. Na'ûdzu billâh min dzâlik.

*Dosen Falsafah dan Agama Universitas Paramadina Jakarta.

https://www.beritasatu.com/jalan-pulang/556432/pasangan-hidup

Joomla SEF URLs by Artio