Previous Next

Workshop "Pemuda, Internet-Sehat & Anti-Ekstremisme"

PRESS RELEASE
PROGRAM WORKSHOP ‘PEMUDA, INTERNET-SEHAT & ANTI-EKSTREMISME’
BULAN NOPEMBER 2017 --- FEBRUARI 2018
JAKARTA, JAWA BARAT & BANTEN

Masalah terorisme di Indonesia akhir-akhir ini menjadi makin mengkhawatirkan. Terlebih lagi sejak merebaknya pengaruh ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) yang menganut paham ekstrimisme kekerasan. Mengkhawatirkan terutama karena 3 hal. Pertama, Indonesia adalah negara Muslim terbesar. Sayangnya sejak dulu, Indonesia sudah punya pengalaman serupa terkait ideologi ekstrimisme kekerasan sejak munculnya gerakan DI/TII oleh Kartosuwiryo, lalu menjadi gerakan NII/Negara Islam Indonesia, lalu ada Jama’ah Islamiyah yang merupakan sayap organisasi al-Qaeda di Asia Tenggara, dan saat ini ISIS yang awalnya di Iraq dan Syiria juga menarik hati banyak pengikutnya di Indonesia melalui kelompok-kelompok Islam yang berbai’at dengan ISIS seperti JAD/Jamaah Ansharud Daulah, JAK/Jamaah Ansharul Khilafah, MIB/Mujahidin Indonesia Timur, MIT/Mujahidin Indonesia Barat dan lain-lainnya

Kedua, kelompok-kelompok teroris seperti di atas juga mengalami ‘kemajuan’ yang pesat terutama terkait perkembangan teknologi dan informasi yakni internet. Kelompok teroris memanfaatkan internet secara negative untuk kepentingan mereka. 5 tahap Kegiatan terorisme mulai dari (1) penyebaran propaganda ideologi ekstrimisme-kekerasan, perekruitan anggota, komunikasi internal, (2) penyediaan logistic, (3) pelatihan atau camp teroris, (4) perencanaan dan bahkan  (5) serangan teror, kini semuanya dapat dilakukan dengan memanfaatkan internet. Implikasinya adalah bahwa kegiatan-kegiatan itu makin ‘canggih’, makin privasi dan makin sulit di deteksi aparat pemerintah karena dunia internet (cyberspace) memiliki standard-pengaman tersendiri yang berbeda dengan dunia nyata. Contohnya akun-akun teroris yang bertebaran didunia maya dan juga website-website mereka meski sudah diblokir Kemenkominfo/Kementrian Komunikasi dan Informasi, dengan mudahnya dikloning dalam akun dan website lain sehingga ibarat pepatah ‘diblokir (akun dan website) satu, tumbuh (akun dan website lain) seribu’.

Ketiga, kelompok-kelompok teroris menyasar kaum muda. Mereka menjadikan kaum muda sebagai target utama untuk direkruit dan bergabung dengan kelompok mereka. Ada banyak alasan kenapa hal ini terjadi seperti; kaum muda masih masa transisi (dari anak-anak ke dewasa) sehingga emosi masih labil, masih pencarian identitas diri, suka tantangan, petualangan dan heroisme. Selain itu kaum muda juga belum punya tanggungan (masih single) sehingga menjadi celah untuk dipengaruhi agar mau bergabung dengan kelompok teroris. Kaum muda juga umumnya sangat familiar dengan internet sehingga para perekruit teroris akan ‘ngorbit’ didunia internet (cyberspace) untuk mencari mangsa. Kaum muda dengan pemahaman agama yang rendah menjadi lebih rentan lagi untuk direkruit kelompok-kelompok teroris.

Ketiga hal di atas yang kemudian menggerakan The Lead Institute, Universitas Paramadina untuk membuat program workshop ‘Pemuda, Internet-Sehat dan Anti-EKstrimisme’. Tujuan utama program ini ada 2. Pertama, yakni  untuk memberi kesadaran kepada kaum muda agar hati-hati dengan bahaya propaganda ideologi ekstrimisme-kekerasan. Jadi program ini  mengajak kaum muda untuk berinternet secara sehat; memanfaatkan internet untuk hal-ha positif dan menghindari penyebaran, perekruitan ideologi dan aktivisme kelompok teroris di dunia internet (cyberspace). Lebih dari itu, kedua, melalui program ini diharapkan kaum muda nantinya bisa menjadi duta-duta (ambassadors) internet-sehat dan anti-kekerasan. Jadi mereka tidak sekedar membentengi diri, tapi juga mengajak yang lain agar ber-internet sehat dan memperingatkan yang lain bahaya ekstrimisme-kekerasan. Mereka diharapkan bisa menjadi bagian dari kegiatan kampanye tentang hal itu; baik secara individu atau komunitas, baik melalui internet (online) seperti facebook, twitter, instagram, whatssapp, line dll maupun dalam dunia nyata (offline) seperti permainan, diskusi, pengajian dll.

Peserta program workshop ini adalah para siswa-siswi SMA di Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Workshop berlangsung sejak bulan Nopember 2017 sampai dengan bulan Februari 2018. Pihak The Lead Institute—TLI Universitas Paramadina mendatangi sekolah-sekolah yang menjadi host program workshop. Workshop terbagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama dengan topik bahaya ideologi ekstrimisme-kekerasan. Sesi ini menghadirkan pakar terorisme dan mantan-ekstrimis/polisi/ustadz sebagai pembicara. Sesi kedua dengan topik internet sehat dan kampanye anti-ekstrimisme menghadirkan 2 pembicara yakni pakar internet dan tokoh muda.

Sebaga pendukung workshop The Lead Institute –TLI Universitas Paramadina menyusun modul dan buku saku. Modul yang berjudul ‘Pemuda, Ekstrimisme dan Internet” memiliki 4 tujuan yakni; (1) menjadi referensi kaum muda tentang makna jihad yang sesungguhnya dalam Islam, (2) mengenali ideologi dan aktivisme kelompok ekstrimisme kekerasan serta bahaya yang muncul terhadap kaum muda, (3) menyadari pentingnya berinternet secara sehat, dan (4) mendapat inspirasi bagaimana melakukan kampanye internet sehat dan anti ekstrimisme; baik sendiri maupun lewat komunitas, baik di dunia maya (online) maupun di dunia nyata (offline). Selain modul juga di susun Buku Saku berjudul ‘Do and Don’t Dalam Berinternet Sehat’. Buku saku sesusai bentuknya diharapkan menjadi rujukan yang portable (mudah dibawa kemana) sehingga bisa membantu kaum muda berinternet-sehat dan anti-ekstrimisme. Hal ini karena buku saku juga berisi daftar situs-situs ‘Islam’ yang boleh di akes dan tidak boleh/berbahaya bila diakses. Rencana modul dan buku saku juga akan dibuat versi digital sehingga nantinya akan bisa diakses lebih mudah dan lebih luas lagi, tidak hanya oleh kaum muda tapi juga oleh para pengguna internet pada umumnya. 

Akhirnya The Lead Institute berharap semoga ikhtiar ini membawa manfangat dan berkah serta mencapai tujuan-tujuan utama seperti di tulis di atas. Kami mengucapkan terima kasih pihak media yang berkenan menginformasikan program ini melalui media masing-masing sehingga program workshop ‘Pemuda, Internet-Sehat dan Anti-Ekstrimisme’ makin menjangkau public yang lebih luas. Jazakumullah ahsanal jaza’

Jakarta, Desember 2017

Dr. phil, Suratno, M.A
Chairman The Lead Institute, Universitas Paramadina

 

About us

Universitas Paramadina berdiri pada 10 Januari 1998, mengemban misi untuk membina ilmu pengetahuan rekayasa dengan kesadaran akhlak mulia demi kebahagiaan bersama seluruh umat manusia.

Latest Posts

Hubungi Kami

Kampus Jakarta
Universitas Paramadina
Jl. Gatot Subroto Kav. 97
Mampang, Jakarta 12790
Indonesia
T. +62-21-7918-1188
T. 0815-918-1190

E-mail: [email protected]
http://www.paramadina.ac.id 

Kampus Cipayung
Jl. Raya Mabes Hankam Kav 9, 
Setu, Cipayung, Jakarta Timur 13880�
T. 0815-818-1186


Kampus Cikarang

District 2, Meikarta,
Cikarang
T. 0815-918-1192�