Diskusi Full Day School: Paham Radikal Malah Banyak Tumbuh di Sekolah Umum

Print

Paramadina Public Policy Institute (PPPI) dan Policy Research Network (PRN) meneyelenggarakan Diskusi Publik dengan tema: Tantangan dan Peluang 5 Hari Sekolah ("Full Day School"?) Rabu 30/8.

Bertindak sebagai Moderator bapak Totok Amin Soefijanto, Ed.D. (Direktur Riset PPPI, Deputi Rektor Bid. Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina). Diskusi dibuka dengan topik full day school yang dilansir Mendikbud Muhadjir Effendy dan tak lepas dari pro-kontra di ranah publik. Secara resmi, pemerintah tidak pernah mengeluarkan kebijakan tersebut. Yang ada adalah kebijakan lima hari sekolah -dari sebelumnya enam hari sekolah- sehingga hari anak berada di sekolah lebih panjang dari biasanya.

Tambahan hari sekolah tersebut dijadikan ajang untuk menguatkan pendidikan karakter si anak melalui program PPK (penguatan pendidikan karakter). Pemerintahan Jokowi-JK ingin membangun manusia Indonesia agar lebih maju cara berfikir dan bertindaknya. Dalam konsep revolusi mental, manusia Indonesia diharapkan membongkar paradigma lama: malas, koruptif, diskriminatif, dan sejenisnya.

Dalam presentasinya Masduki Baidlawi, Wakil Sekjen PB-NU menyatakan bahwa jika tujuan program full day school adalah untuk pendidikan character building maka apa yang dilakukan di pesantren NU selama ini sudah cukup memenuhi kebutuhan. "Pendidikan di pesantren selama ini menumbuhkan kalangan islam moderat, ini adalah character building dan mengeliminasi ekstrimisme agama." ungkapnya. "Jangan sampai persoalan paham keagamaan ekstrem malah terakomodasi melalui program full day school" tambahnya.  Masih menurut Wakil Sekjen PB-NU bahwa ada studi yang mengungkap bahwa paham radikal malah banyak tumbuh di sekolah umum bukan sekolah keagamaan.

Doni Koesoema, pengamat pendidikan mengungkap bahwa full day school sangat tergantung pada kompetensi guru. "Melihat realitas di lapangan, tantangan radikalisme itu sudah sangat dekat, contohnya ada anak SMA yang tertangkap karena radikalisme." ungkapnya. "Sesungguhnya character building itu mengajarkan nilai-nilai moral universal" tambahnya.

Dr. Sopan Ardianto, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta "Untuk DKI Jakarta full day school ini sudah berjalan dari tahun 2009 dan tidak ada masalah." menyinggung tanggapan masyarakat "Orang tua justru senang, karena di anak-anak jadi memiliki waktu bersama keluarga." "Yang masih menjadi kendala adalan masalah contentnya" tambahnya.

Acara yang berlangsung di perpustakaan Universitas paramadina ini diikuti dengan antusias oleh para hadirin dari berbagai kalangan. 

Joomla SEF URLs by Artio